Monday, March 3, 2008

Pindah lagi

Baru dua bulan aku menghuni kamar lembab itu. begitu selalu, setiap aku pulang dari kerja langsung tertidur, waktu tak pernah habis dan tak pernah berubah. hari ini aku memindahkan barang-barangku ke tempat yang baru, lebih terang dan tidak lembab. namun tetap saja terdengar suara kereta mendera setiap lelapku, aku tak peduli. hari demi hari terbayang dengan tidur di lantai 2 bersama kereta yang selalu berujar untuk terjaga saat mereka melintas.

Aku pindahan lagi. seperti berlari di kejar harimau, hari-hari yang serba terburu-buru, memburu. mengejar dan dikejar. tak pernah hari-hariku dalam damai. mencari begitu banyak suap nasi, untuk tiga kali dalam sehari sesuai anjuran dokter ternyata berat. itulah kenyataan hidup. kenyataan yang harus dihadapi, dan harus dikritik oleh diri sendiri maupun orang lain.

Berbenah lagi. hitungan demi hitungan menunggu, menanti waktu yang semakin lama semakin mengakar, menjalar dan akan habis entah kapan, mungkin ketika kita mati. ketika kita tidak lagi membawa tubuh kasar kita menuju ke yang transenden, menuju ke keabadian.

Berbenah untuk mencari sesuatu yang lebih baik, yang lebih pantas, dan luwes bagi diri sendiri maupun orang lain. semoga tidak menjadi penyesalan hidup, menjadi lemah dalam menjalani hidup, patang arang, patah semangat.

Lahir untuk menangis, menangis untuk bergetar, bergetar untuk menggeliat, menggeliat untuk membalik tubuh, membalik tubuh untuk merangkak, merangkak untuk berjalan, berjalan untuk bekerja, bekerja untuk hidup, hidup untuk mati. mati untuk membantu yang hidup lebih hidup, mati untuk yang abadi, mati untuk meninggalkan duniawi.